Ada beberapa tinjauan tentang landasan
penggunaan media pembelajaran, antara lain landasasan filosofis, psikologis,
teknologis dan empiris.
1.
Landasan filosofis
Ada suatu pandangan bahwa dengan
digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan
berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain,
penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankan
dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak
pilihan untuk digunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya?
Dengan kata lain siswa dihargai harkat kemanusiaanya diberi kebebasan untuk
menentukan pilhan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya.
Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya
perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana
pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap
siswa sebagai anak manusia yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan
memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain,maka baik menggunaka
media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan
tetap menggunakan pendekatan humanis.
2. Landasan
psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan
uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran
akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi
siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan
media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar,
memahami makna persepsi serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap
penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Untuk maksud tersebut perlu diadakan
pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta
memberikan kejelasan objek yang diamatinya. Bahan pembelajaran yang kana
diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak
akan lebih mudah mempelajarai hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.
Berkaitan dengan continuum konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan
media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, bahwa dalam proses
pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau
film ( iconic representation of experiment) kemudian ke belajar dengan
simbol , yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Hal ini
juga berlaku tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua,
bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam
proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang
paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, membuat jenjang konkrit-abstrak
dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kmeudian
menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai
pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa
sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan symbol. Jenjang konkrit-abstrak
ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of
experiment).
3. Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan
praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, penilaian proses dan
sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis maslaha, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu
mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan
masalahan dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen system
pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi desain atau seleksi, dan dalam
pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi system pembelajaran yang
lengkap. Komponen-komponen
ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik dan latar.
4. Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat
interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa
dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan
yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan
karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual
akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual,
seperti gambar, diagram, video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe
belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio,
rekaman suara, atau ceramah guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari
kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan
landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya
jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian
antara karakteristik pebelajar, karakteristik media pelajaran, dan
karakteristik media itu sendiri
Manfaat Media Pembelajaran
Matematika
Secara
umum, beberapa manfaat penggunaan media pembelajaran tersebut dijelasakan
sebagai berikut (Midun, 2009)








Dr.
rer.nat.H.Rayandra Asyhar, M.Si.2012.Kreatif
Mengembangkan Media Pembelajaran.Jakarta:Referensi
Jakarta
Diposkan oleh Baidilah Baidilah di 18.48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar