Jenis Media Pembelajaran
1. Media
visual, yaitu
media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari
peserta didik. Dengan media ini pengalaman belajar yang dialami peserta didik
sangat tergantung pada kemampuan penglihatnya. Beberapa media visual anatara
lain media cetak seperti buku, modul, jurnal, gambar, peta dan poster; model
dan prototipe seperti globe bumi dan ; media realitas alam sekitar dan
sebagainya.
2. Media
audio adalah
jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan
indera pendengaran peserta didik. Oleh karena itu, media audio hanya mampu
memanipulasi kemampuan suara semata (Munadi, 2008). Pesan dan informasi yang
diterimanya adalah berupa pesan verbal seperti bahasa lisan, kata-kata dan
lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, musik,
bunyi tiruan dan sebagainya. Contoh media audio yang umum digunakan adalah
radio, tape recorder, CD player.
3. Media
audio-visual, adalah
jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan
pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan
dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal
dan pesan nonverbal yang mengandalakan pendengaran dan penglihatan. Contohnya
adalah film, video, program TV dan lain-lain.
4. Multimedia,
yaitu media yang melibatkan beberapa
jenis media dan peralatan secara terintergrasi dalam suatu proses atau kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran multimedia melibatkan indera penglihatan dan
pendengaran melalui media teks, visual diam, visual gerak, dan audio serta
media interaktif berbasis ICT.
Klasifikasi Media Pembelajaran
Dari
beberapa pengelompokan media yang disusun para ahli, ada lima kategori media
pembelajaran menurut Setyosari dan Sihkabudden (2005), yakni (1) berdasarkan
ciri fisiknya, (2) berdasarkan tingkat
dan jenis pengalaman, (3) berdasarkan persepsi indera, (4) berdasarkan
penggunaanya, (5) berdasarkan hirarkhi pemanfaatannya.
Dilihat dari Berdasarkan Ciri dan Bentuk
Fisiknya
1. Media pembelajaran dua dimendsi
(2D), yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari satu arah pandangan saja
yang hanya dilihat dimensi panjang dan lebarnya saja. Misalanya foto, gambar,
peta, bagan, papan tulis dan lain sebagainya.
2. Media pembelajaran tiga dimensi
(3D), yaitu media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi
panjang, lebar dan tinggi/tebal. Contohnya model, prototipe, bola, kotak, meja,
kursi, mobil dan lain sebagainya.
3. Media pandang diam (still picture),
yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam
pada layar. Misalanya foto, lukisan, gambar binatang dan gambar alam
semestayang diproyeksi dalam kegiatan pembelajaran.
4. Media pandang gerak (motion
picture), yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang dapat menampilkan
gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi, film, atau video recorder
termasuk media pandang gerak yang dsajikan melalui layar monitor dikomputer
atau layar LCD dan sebagainya.
Dilihat dari Pengelompokan
Berdasarkan Unsur Pokoknya
Berdasarkan
unsur pokok atau indera, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga
macam, yakni media visual, media audio dan media audio-visual. Ketiga golongan
tersebut dijabarkan oleh Sulaiman (2001) menjadi sepuluh macam yaitu :
1. Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalanya
tiperecorder, radio.
2. Media visual: media visual dua dan
tiga dimensi.
3. Media audio-visual: media yang
menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media.
4. Media audio motion visual:
penggunaan segala kemampuan audio dan visual ke dalam kelas, seperti TV, video
dan lainnya.
5. Media audio still visual: media
lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada.
6. Media audio semi-motion: media yang
berkemampuan menampilkan titik-titik tapi tidak bisa mentransmit secara utuh
suatu motion yang nyata. Misalnya telewriting dan recorder telewriting.
7. Media motion visual: film bisu
8. Media still visual: gambar, OHP,
tranparansi, filmskrips.
9. Media audio: telephone, radio, audio
10. Media cetak: media yang hanya
menampilkan informasi yang berupa simbol-simbol tertentu saja dan berupa
alphanumeric, seperti buku, modu, majalah.
Sedangkan,
menurut Bretz (1971), media dibedakan
menjadi delapan macam, yakni media audio, media cetak, media visual diam, media
visual gerak, media audio semi gerak, media visual semi gerak, media audio
visual diam, media audio visual gerak.
Pengelompokan
lainnya dibuat oleh Anderson (1998) yang mana media menjadi sepuluh kelompok,
yakni audio(CD, telephone), cetak (buku, modul), audio cetak (kaset audio yang
dilengkapi bahan tertulis), proyeksi audio visual diam, visual gerak, audio
visual gerak, obyek fisik, manusia dan lingkungan, computer.
Pengelompokan Berdasarkan Pengalaman
Belajar
Menurut
Edgar Dale (1969) dalam bukunya yang berjudul “Audio Visual Method in Teaching” media pembelajaran dapat
dikelompokkan berdasarkan jenjang pengalaman yang diperoleh pembelajar, jenjang
pengalaman itu disusun dalam suatu bagan yang dikenal dengan nama Dale’s Cone of Experiences (Kerucut
Pengalaman Dale). Menurut Thomas dan Sutjiono (2005) mengklasifikasikan media
pembelajaran menjadi tiga kelompok, yakni pengalaman langsung, pengalaman
tiruan dan pengalaman verbal (dari kata-kata).
Pengelompokan Berdasarkan
Penggunaaan
A.
Berdasarkan Jumlah Penggunanya
1. Media pembelajaran yang penggunaannya
secara individual oleh peserta didik. Misalnya kelas atau laboratorium
elektronik, media oto-instruktif, kotak unit pengajaran.
2. Media pembelajaran yang
penggunaannya secara berkelompok/kelas. Misalnya film, slides dan media
proyeksi lainnya.
3. Media pembelajaran yang
penggunaannya secara missal. Misalnya televisi, radio, film, slide dan lain
sebagainya.
B.
Berdasarkan Cara Penggunaannya
1. Media tradisional atau konvensional
(sederhana, misalnya peta,symbol-simbol grafis, gambar berseri dan lain-lain.
2. Media modern atau kompleks. Misalnya
ruang kelas otomatis, sistem proyeksi berganda, sistem interkomunikasi.
C.
Berdasarkan Hirarki Manfaat Media
Selain
jumlah dan cara penggunaannya media pembelajaran dapat dikelompokkan
berdasarkan hirarki pemanfaatannya dalam pembelajarannya. Dengan kata lain
semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya
investasinya atau sebaliknya (Midun,
2009; Setyasari dan Sihkabuden, 2005; Munadi, 2008).
Karakteristik Media Pembelajaran
Matematika
Menurut Arsyad (2005),
setiap media pembelajaran memiliki karakteristik
tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm
melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya,
lingkup sasaran yang dapat diliput, dan
kemudahan kontrolnya oleh pemakai
(Sadiman, dkk, 1990). Karakteristik media juga dapat dilihat menurut
kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini Kemp (1975)
menyatakan, pengetahuan mengenai karakteristik
media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan
pemilihan media. Karakteristik media merupakan dasar
pemilihan media yang disesuaikan dengan
situasi belajar tertentu(Sadiman,
dkk, 1990).
Ada tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk
penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi
kondisi pembelajaran di mana guru tidak
mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik
atau ciri media pembelajaran tersebut adalah:
1.
Ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan
media untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu
peristiwa atau obyek.
2.
Ciri manipulatif,
yaitu kemampuan media untuk mentransformasi
suatu obyek,
kejadian atau proses
dalam mengatasi masalah ruang dan waktu.
Sebagai contoh,
misalnya proses larva menjadi
kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat
disajikan dengan waktu yang lebih singkat
(atau dipercepat dengan teknik time-lapse
recording). Atau
sebaliknya, suatu kejadian / peristiwa
dapat diperlambat
penayangannya agar
diperoleh urut-urutan yang jelas dari
kejadian / peristiwa
tersebut.
3.
Ciri distributif, yang
menggambarkan kemampuan media untuk mentransportasikan
obyek atau kejadian
melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian itu disajikan
kepada sejumlah besar siswa, di
berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian
tersebut.
Menurut Soedjadi (1994:1), meskipun
terdapat berbagai pendapat tentang matematika yang tampak berlainan antara satu
sama lain, namun tetap dapat ditarik ciri-ciri atau karekteristik yang sama,
antara lain:
- memiliki objek kajian abstrak,
- bertumpu pada kesepakatan,
- berpola pikir deduktif,
- memiliki symbol yang kosong dari arti,
- memperhatikan semesta pembicaraan,
- konsisten dalam sistemnya.
Dr.
rer.nat.H.Rayandra Asyhar, M.Si.2012.Kreatif
Mengembangkan Media Pembelajaran.Jakarta:Referensi
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar